
Oleh: Rijal A. Mohammadi
Hari
ini ketika ku lepaskan jaring-jaring cintaku ke dalam haribaanmu, kau tak
sekalipun memaknainya dengan kesungguhan hati yang hakiki. Aku tak mengharap
keibaanmu untuk menerimaannya, tapi cobalah anggaplah aku sebagai manusia yang
mengharap cinta suci darimu, layaknya seorang hamba mengharapkan kasih sayang
dari sang robbnya. Sejak hari lalu, hari kemarin lalu dan hari kemarin itu
langkahku terseok-seok mengikuti langkahmu yang menepi di pelupuk hati. Enyah
ada angina apa, pesonamu menyadarkanku bahwa kaulah yang terindah ketiga di
hatiku setelah robbku, dan...