Sabtu, 20 April 2013

_SAYAP-SAYAPKU MALAIKAT MERANA DENGAN KEADAAN CINTAMU_



Oleh: Rijal A. Mohammadi
Hari ini ketika ku lepaskan jaring-jaring cintaku ke dalam haribaanmu, kau tak sekalipun memaknainya dengan kesungguhan hati yang hakiki. Aku tak mengharap keibaanmu untuk menerimaannya, tapi cobalah anggaplah aku sebagai manusia yang mengharap cinta suci darimu, layaknya seorang hamba mengharapkan kasih sayang dari sang robbnya. Sejak hari lalu, hari kemarin lalu dan hari kemarin itu langkahku terseok-seok mengikuti langkahmu yang menepi di pelupuk hati. Enyah ada angina apa, pesonamu menyadarkanku bahwa kaulah yang terindah ketiga di hatiku setelah robbku, dan ibundaku.
Kau telah membaca syair-syair cinta yang telah ku buat, sebut saja satu diantaranya tentang phoenix dan matahari. Lentik matamu saat membacanya, seraya berbicara kepada hatiku tentang bahasa tak satu makhluk robbku yang mengetahuinya. Engkau memaknai semua tulisanku yang tertuang dalam blog pribadiku, membenarkan coretan tintaku yang penuh dengan makna. Sampai hatiku pun tak sanggup memaknainya.
Layaknya malaikat yang mempunyai dua buah sayap tetapi yang berfungsi hanya satu, pastilah akan terseok-seok untuk terbang menjalankan tugas dari sang robbnya. Begitupun dengan cinta seorang hamba kepada hamba lainnya, jika tak di sambut gayung berlabu ke hati semuanya akan sia dan sirna. Cinta yang di harapkan akan mubadzir terbuat, karena sebuah pengharapan yang tak pasti. Semuanya sudah mengetahuinya, bahkan hati diantara kita sudahpun, tapi apakah kau masih bertanya dan bernyata bahwa “aku belum bisa memulainya”. Sudah sering ku mengulang kepadamu bahwa cinta tidak akan kita sadari kedatanganya, karena malaikat cinta tak pernah meminta izin kepada manusia untuk bertamu ke hatinya. “proses yang kita lalui bersama membuat kita tak menyadari bahwa kita telah memulainya”, itulah ujarku setiap kau tanyakan pertanyaan dan pernyataan itu.
Memang susah membuang sejarah masa kelam lalui, karena menurut Soe Hok gie dalam catatannya sejarah hanya sebuah penghianatan dari apa yang dilaluinya. Apakah tanpa penghianatan sejarah takann pernah ada? Sejarah masa lalu yang mengingatkanmu  pernah di sakitin, begitupun denganku. Hal itu sama dan bisa kita lewati bersama. “cinta tidak menjadikan seseorang berubah dari sebelumnya”, kata sang penyair (Khalil Gibran).
Seringkali aku pernah berkata, bahwa jomlo merupakan suatu kutukan dan single hanya berupa suratan takdir. Apa yang membuat keduanya sama dan beda. Semua itu hanya persepsi kasih. “Jadilah jomlo terhormat, karena belum ada saja orang yang beruntung mendapatkan kita”, itu yang kemudian menjadi prinsipku dalam mencari tambatan hati. Salahkah jika aku menjadikanmu orang yang paling beruntung kedua di dunia ini setelah bundaku, karena memiliki anak sepertiku? Sepertinya tidak kasih! Karena pada hakikatnya robbku telah menyengaja menciptakan dua buah tangan untuk memegang harapan kita, dua buat mata untuk melihat masa depan kita, tetapi kenapa robbku menciptakan lidah dan hati hanya satu pasang? Dan kemudian aku merasa, kita di perintahkan mencari pasangan lidah kita untuk bersama merasakan indah dan suramnya hidup begitupun dengan hati yang membuat kita mencari di mana sekeping hati satunya.
Ini sekelumit curahanku padamu, tetaplah kau slalu bernyanyi. Menemani aku bermimpi, kata penyair. Lanjutkan sinar kita yang telah di amanahi oleh nabi terakhir kita yaitu Muhammad SAW untuk menyambung sinar kema’rufan agama kita dan membumi hanguskan kemungkaran itu yang telah dianggap mungkar kepadanya.

0 komentar:

 

Copyright © Goresan Pena Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger